Beberapa waktu yang lalu, usai ngajar di LP3I, suaraku ngga mau keluar dengan maksimal. Diawali dengan serak dan rasa sakit di tenggorokan, sampai akhirnya bener2 harus mengeluarkan begitu banyak usaha hanya untuk mengeluarkan suara yg tidak keras dan tidak merdu. Ehmmmmm..
Bagi saya, ini adalah suatu hal yang suliiiiit sekali. Mengapa?
1. Karena saya seorang pengajar yang mengampu mata kuliah English Conversation.
Hal ini berarti saya harus aktif di kelas, baik aktif bicara maupun bergerak. Ditambah lagi, mahasiswa2 saya itu orangnya lumayan ribut.. jadi, dengan suara seperti ini, mungkin saya bisa pingsan kalau nekad masuk kelas. Ya. Akhirnya tadi pagi, saya minta teman saya untuk menggantikan saya mengajar.
2. Karena saya adalah seorang wanita sejati (red: cerewet)
Well, tau lah apa modal utama untuk seseorang yang cerewet (kadang2 super cerewet)? Tdk lain dan tdk bukan adalah SUARA! Simple kan? Hanya suara. Nah, . kalau lagi ngga bisa bersuara seperti ini, apalah jadi saya nih? Tersiksa! Huhhuhu
Ditambah lagi, saya ni hobi menyanyi (kalau tdk bisa dibilang merusak lagu). Modalnya apa untuk melakukan hobi menyenangkan (buat saya thok sih, krn buat orang lain ini menyebalkan!) ini? Lagi-lagi, SUARA! Lengkap sudah. Ehmmm ijinkan saya tepok jidat dulu ya..
Dari situ saya jd berpikir, selama 24 tahun 8 bulan dan 5 hari saya dikasi nikmat suara normal sama Sang Khaliq, apa pernah saya syukuri? Ehhhmmm,, hardly yes huhuhu.. yang ada selama ini adalah "I wish I had such voice!" Ketika mendengar mbak saya, Christina Aguilera, menyanyi. Ekspresi sederhana kan? Tapi kalau direnung sebentar, bukankah itu ternyata wujud ketidak-sukuran juga? #manggut2. Astaghfirullah.
Baru kerasa di masa2 kayak gini nih, kalau ternyata, nikmat suara normal aja adalah suatu nikmat yang besaaaarrrr, terlepas dari bagus tdknya suara saat bernyanyi.. yah. Manusia. Sering bgt ber-I wish I wish. Utamanya saya sih Hehehee.. Untuk kasus ini, kalau kata om-om keren Westlife di lirik lagunya "You'll never miss the water until it's gone." Kita ngga akan ngerasa sesuatu itu berharga sampai kita kehilangannya. Nah kalau ditarik ke hal-hal yang lebih besar, kurang lebih jadinya: jangan terlalu sering liat ke atas sampai2 ngerasa "miskin" dan tdk sadar sama "kekayaan" diri, dan jangan sampe baru sadar tentang kekayaan diri setelah kekayaan itu justru hilang. Kekayaan itu luas sekali maknanya. Bisa jadi teman2 yang sayang sama kita, atau keluarga, atau apapun itu deh #mentog!
Sekian.
Senin, 04 Agustus 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
sok dikomen,, sepuas-puasnya boleh asalkan tidak mengandung unsur SARA, diskriminatif, melecehkan, dan segala sifat-sifat tercela yang lain... ^^